“IDENTIFIKASI
GUGUS FENOL PADA
PARACETAMOL”
DISUSUN
OLEH:
Nama : Dwi Wahyuni
Kelas : 1B
Nama
Dosen : Suci Rahmawati, S.Farm, Apt.,
M.Farm
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
PRODI D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGNTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AKADEMIK
2021/2022
I. TUJUAN
Adapun
tujuan dari praktikum ini yaitu mampu mengidentifikasi, pemurnian, dan
pemisahan suatu senyawa obat dalam sampel menggunakan prinsip analisa kimia
kualitatif.
II. LANDASAN TEORI
Parasetamol
adalah derivat pada amino fenol dan digunakan sebagai obat pereda demam,
paracetamol sangat luas di dunia kesehatan digunakan juga sebagai sakit kepala
dan nyeri yang paling banyak dipergunakan. Senyawa ini dikenal dengan nama lain
asetaminofen, merupakan senyawa metabolit aktif fenasetin, namun tidak memiliki
sifat karsinogenik (menyebabkan kanker) seperti halnya fenasetin. Parasetamol
memiliki sebuah cincin benzena, tersubstitusi oleh satu gugus hidroksil dan
atom nitrogen dari gugus amida pada posisi para (1,4). Senyawa ini dapat
disintesis dari senyawa asal fenol yang dinitrasikan menggunakan asam sulfat
dan natrium nitrat. Parasetamol dapat pula terbentuk apabila senyawa
4-aminofenol direaksikan dengan senyawa asetat anhidrat.
Parasetamol
adalah obat analgetic dan antipiretik yang populer dan digunakan untuk
melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, dan demam. Dengan
banyaknya manfaat dari parasetamol maka perlu dilakukan sintesis parasetamol
yang dapat dijadikan sebagai obat analgesik, Senyawa ini dapat disintesis dari
senyawa asal fenol yang dinitrasikan menggunakan asam sulfat dan natrium
nitrat. Bila dilarutkan dalam air akan langsung bereaksi membentuk asam asetat,
dan sangat larut dalam alkohol dan eter. Merupakan asam yang kuat, sehingga
uapnya menyebabkan iritasi pada mata apabila terhirupakan menyebabkan iritasi
pada saluran pernafasan.
Fenol
atau hydroxybenzene dengan rumus molekul C6H5OH dan memiliki berat molekul
sebesar 94, 11 g/mol merupakan komponen campuran yang memiliki satu atau lebih
gugus hidroksil yang terikat pada cincin aromatik. Pada suhu ruang fenol
memiliki ciri fisik berupa kristal putih dan perlahan berubah menjadi berwarna
merah muda apabila terkena paparan panas atau cahaya. Fenol juga memiliki bau
khas yaitu berbau manis. Dalam kelarutannya, zat ini sedikit sukar larut dalam
air pada suhu 0-65 oC dan melarut sempurna pada suhu diatas 65,3 oC. Fenol
sangat larut dalam alkohol, benzene, klorofom, eter, dan hampir semua jenis
pelarut organik. Fenol juga biasa disebut asam karbolat, asam fenat, asam
fenitilat, fenil hidroksida, fenil hidrokksida, atau oksibenezena.
(Othmer,1962)
Fenol
sintetis pertama kali diproduksi dengan proses sulfonasi benzene. Sekarang, 99%
industri di seluruh dunia memproduksi fenol sintetis. Fenol umumnya digunakan
sebagai resin untuk pembuatan peralatan rumah tangga. Produksi fenol mencapai
6,4 juta matrik ton per tahun. Sejauh ini fenol di Indonesia belum di Produksi.
Kebutuhan impor fenol sesuai data Badan Pusat Statistik Indonesia dari tahun
2013 hingga 2017 mengalami peningkatan, sebesar 0,032%. Sehingga untuk memenuhi
kebutuhan fenol dalam negeri, harus mengimpor dari negara lain. Indonesia
paling banyak mengimpor fenol dari Negara Jepang, Amerika Serikat, Jerman dan
Korea. (Badan Pusat Statistika. 2018)
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 ALAT
1.
Beaker glass
2.
Sudip
3.
Pipet tetes
4.
Lumping dan alu
5.
Penjepit tabung
6.
Hotplate
7.
Gelas ukur
8.
Tabung reaksi
9.
Rak tabung reaksi.
3.2
BAHAN
1.
Paracetamol
2.
Formalin
3.
Diazol B
4.
Hcl 0,1N
5.
Fehling A
6.
Fehling B
7.
NaCHO3
8.
feCl3
9.
NaOH
10. H2SO4
11. Aquadest
IV. PROSEDUR KERJA
1. Gerus 1-2 biji paracetamol.
2. Tambahkan
aquadest untuk melarutkan paracetamol.
3. Aduk
hingga larut.
- Reaksi umum
1). UJI REAKSI MARQUEZ.
1. Masukkan
3 tetes larutan formalin kedalam 3ml sampel paracetamol.
2. Tambahkan
H2SO4 pekat sebanyak 3tetes kemudian amati perubahan yang terjadi.
2). UJI REAKSI DIAZOL.
1. Ambilsampel
larutan paracetamol sebanyak 3tetes.
2. Tambahkan
NaOH 3tetes lalu tambahkan Hcl 3tetes, dan tambahkan Diazol B sebanyak 3tetes.
3. Kemudian
dipanaskan diatas hotplate.
-Reaksi pembeda Fenol
bervalensi tunggal dan
Fenol bervalensi banyak
1). UJI REAKSI FEHLING A DAN FEHLING B.
1. Ambil
sampel larutan paracetamol sebanyak 3ml.
2. Kemudian
tambahkan larutan Fehling A sebanyak 3tetes.
3. Ambil
kembali sampel paracetamol sebanyak 3tetes, kemudian tambahkan Fehling B.
4. Kemudian
tutup tabung reaksi menggunakan kapas lalu panaskan diatas hotplate.
2). REAKSI LANDWEHR.
1. Tambahkan
FeCl3 sebanyak 3tetes. Kedalam 3ml sampel paracetamol.
2. Lalu
tambahkan NaHCO3 sebanyak 3tetes. Amatiperubahan yang terjadi.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 HASIL
No. |
Gambar |
Keterangan |
1. |
|
Reaksi marquez, tidak terdapat
cincin warna |
2. |
|
Reaksi diazol, warna berubah
menjadi kuning bening |
3. |
|
Reaksi fehling A, warna menjadi
kuning kehijauan |
4. |
|
Reaksi fehling B, warna menjadi
kuning bening |
5. |
|
Reaksi lendwehr, warna menjadi
kuning keruh pucat |
5.2 PEMBAHASAAN
Pada praktikum ini, sampel yang
digunakan yaitu parasetamol. parasetamol sebanyak 1-2 biji digerus dalam mortir
atau lumpang, setelah itu ditambahkan aquadest dan aduk sampai larut. Reaksi
yang digunakan terbagi menjadi dua reaksi yaitu reaksi umum yang terdidri dari
reaksi marquez, dan reaksi diazol. Sedangkan reaksi pembeda fenol bervalensi
tunggal dan fenol bervalensi banyak yang terdiri dari reaksi fehling A, fehling
B, dan reaksi landwehr.
Pada reaksi marquez digunakan
larutan formalin dan H2SO4 yang direaksikan dengan parasetamol. Pada reaksi
diazol digunakan NaOH dan Hcl. Reaksi fehling digunakan fehling A fehling B.
Dan pada reaksi landwehr digunakan FeCl3 dan
NaHCO3 yang direaksikan dengan parasetamol.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari praktikum ini yaitu:
1.
Parasetamol memiliki sebuah cincin benzena, tersubstitusi oleh satu gugus hidroksil
dan atom nitrogen dari gugus amida. Senyawa ini dapat disintesis dari senyawa
asal fenol yang dinitrasikan menggunakan asam sulfat dan natrium nitrat.
2.
sampel yang digunakan pada praktikum ini yaitu paracetamol. Pada reaksi umum,
terdapat reaksi marquez dan reaksi diazol. Dan pada reaksi pembeda Fenol
bervalensi tunggal dan Fenol bervalensi banyak terdapat reaksi fehling dan
reaksi landwehr.
6.2 SARAN
Saat
melakukan praktikum, diharapkan kepada praktikan agar mengikuti arahan dari
dosen ataupun asisten laboratorium agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian
alat-alat laboratorium. Praktikan harus memeriksa terlebih dahulu alat-alat
yang akan digunakan untuk praktikum agar pada saat akan digunakan alat-alat
tersebut dapat berfungsi secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA.
Fessenden
RJ & Feseenden JS, 1994. Organic chemistry. thedition,Brooks/cole
publishing company pacific Grove, California.
Mc
Murry J, 2000.Organic chemistry. The edition Brooks/cole publishing pacific
Grove,
USA Wertheim E, 1953, Practical organic chemistry with 23 illustration the
blakiston company inc, New York, Toronto
Vishnoi
NK, 1982, Advanced Practical organic chemistry. Vikas PublishingHouse PUT, Ltd,
New Dehli, P375https://www.academia.edu/37430158/Sintesis_Paracetamol_docx.
Petrucci,
Ralph H. 1987. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga.