Rabu, 09 Juni 2021

Uji Protein

 

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

“UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR”


DISUSUN OLEH :

NAMA                                         : DWI WAHYUNI

NPM                                            : F0I020072

Kelas                                            : 1B

Nama Dosen                                : Apt., Suci Rahmawati, M.Farm

 

LABORATORIUM  KIMIA ORGANIK

PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

 

I.                   TUJUAN

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah menentukan kelarutan protein dalam air, senyawa asam, senyawa basa, dan garam.

 

II.                LANDASAN TEORI

Beberapa protein merupakan komponen utama dari jaringan struktur (otot, kulit, kuku, rambut). Protein lain mengangkut molekul dari satu bagian ke bagian lain dalam makhluk hidup. Masih ada lagi yang bertindak sebagai katalis dalam banyak reaksi biologis yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Ada protein mudah larut dalam air, tetapi ada pula yang sukar larut dalam air. Pada percobaan kali ini akan dibuktikan apakah suhu, keasaman/pH dan garam-garam organik atau anorganik dapat memengaruhi sifat-sifat protein, misalnya struktur dan kelarutannya.

Protein memiliki umumnya larut jika dilarutkan di dalam air, garam, asam, basa, dan pelarut-pelarut organik seperti etanol, kloroform, dan eter. Protein dapat mengalami denaturasi yaitu perubahan dan perusakan yang terjadi pada struktur protein dan dapat mengalami koagulasi yaitu penggumpalan yang terjadi pada molekul protein yang biasanya diawali dengan terjadinya denaturasi.

Protein adalah biopolymer yang terdiri atas banyak asam amino yang berhubungan satu dengan yang lainnya lewat ikatan amida (peptida). Asam amino mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil yang terikat pada atom karbon yang sama. Atom karbon yang mengikat gugus amino adalah atom karbon α terhadap karboksil, karenanya dapat disebut asam α amino karboksilat. Rumus umum asam amino ditunjukkan sebagai berikut, (Tim Dosen Kimia Dasar. 2005)

Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebgai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur C, H, O, N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor dan garam dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.Sebagai zat pembangun protein merupakan bahan pembentuk jaringan.

jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara besarbesaran, pada masa kehamilan proteinlah yang membentuk jaringan janin dan embrio. Protein juga mengganti jaringan tubuh yang rusak dan perlu dirombak. Fungsi utama protein bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang lama.

Struktur asam amino di alam kebanyakan merupakan struktur asam amino alfa, yaitu asam amino organik (alfa COOH) atau gugus karboksil yang mengandung gugus amino (-NH2) dan atom H yang diikatkan pada karbon alfa. Struktur ini dalam larutan pH fisiologis berada dalam keadaan dipolar atau disebut zwitterion akibat gugus COOH terdeprotonisasi dan bermuatan negatif serat gugus –NH2 dipolar terprotonisasi dan bermuatan positif

Ditinjau dari strukturnya protein dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu golongan protein sederhana dan golongan gabungan. Yang dimaksud dengan protein sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino, sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dalam gugus bukan protein. Gugus ini disebut prostetik dan terdiri atas karbohidrat, lipid, atau asam nukleat.

Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah protein yang berikatan dengan senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik. Ada beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, dan nucleoprotein. Protein adalah zat yang dibentuk oleh sel-sel yang hidup. Lebih dari separuh zah-zat yang berbentuk padat didalam jaringan-jaringan manusia dan hewan mamalia terdiri atas protein. Protein mempunyai peranan yang penting karena protein bertanggung jawab untuk menggerakkan otot-otot, protein hemoglobin mempunyai peranan mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan ke seluruh tubuh, sehingga protein sangat penting untuk masing-masing individu.

Protein kebanyakan merupakan senyawa yang amorph, tak berwarna, dimana ia tak mempunyai titik cair atau titik didih yang tertentu. Protein tidak larut di dalam cairan-cairan organik. Bila dilarutkan dalam air akan memberikan larutan koloidal. Protein diendapkan atau mengalami “salted out” dari larutannya bila ditambah dengan garam-garam anorganik (Na2SO4, NaCl) dan juga dengan menggunakan pelarut-pelarut organik yang larut dalam dalam air (alkohol, aseton), pengendapan in bersifat dapat balik.

Protein juga merupakan polimer dengan asam-asam amino sebagai monomer. Dua asam amino berikatan melalui ikatan peptide dengan melepas satu molekul air. Protein merupakan polipeptida yang pada bagian tengah adalah rantai panjang dengan salah satu ujungnya adalah gugugs karboksilat dan ujung yang lain adalah gugus amina.

 

III.             ALAT DAN BAHAN

 

Alat:                                                                     

Ø  Beaker glass

Ø  Pipet tetes

Ø  Tabung reaksi

Ø  Rak tabung reaksi

Ø  Kertas label

Ø  Penjepit tabung reaksi

Ø  Timbangan

Ø  Lumping dan alu

Ø  Gelar ukur

Ø  Serbet

 

Bahan:

Ø  Tahu putih

Ø  Putih telur

Ø  Etanol

Ø  Aquadest

Ø  H2SO4

Ø  HCl

 

IV.             PROSEDUR PERCOBAAN

·         Pada sampel Tahu

1.      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2.      Timbang tahu seberat 2 gram

3.      Gerus dalam lumpang tambahkan aquadest secukupnya sampai halus.

4.      Masukkan ke dalam beaker glass larutkan dengan aquadest 12 ml bagi menjadi 3 ml dalam 4 tabung reaksi kemudian beri label pada masing-masing tabung reaksi.

5.      Kemudian masukkan aquadest sebanyak 3 tetes ke tabung 1

6.      Masukkan 3 tetes H2SO4 ke dalam tabung 2

7.      Masukkan 3 tetes etanol ke dalam tabung ke 3

8.      Masukkan 3 tetes HCl ke dalam tabung ke 4

9.      Kemudian amati perubahannya

·         Pada sampel putih telur

1.      Ukur putih telur sebanyak 12 ml bagi ke dalam 4 tabung reaksi masing-masing 3 ml.

2.      Kemudian masukkan aquadest sebanyak 3 tetes ke dalam tabung 1 kemudian beri label.

3.      Masukkan 3 tetes etanol ke dalam tabung ke-2, beri label.

4.      Masukkan HCl sebanyak 3 tetes ke dalam tabung ke-3 beri label.

5.      Masukkan H2SO4 sebanyak 3 tetes ke dalam tabung ke-4 lalu beri label.

6.      Kemudian amati perubahan yang terjadi dan dicatat.

V.                HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1  Hasil

·         Tabel Hasil Pengamatan Pada Sampel Tahu Putih

NO

Perlakuan

Hasil

1

Tahu + aquadest

Mengendap

2

Tahu + H2SO4

Mengendap

3

Tahu + HCl

Mengendap

4

Tahu + Etanol

Keruh

·         Tabel Hasil Pengamatan Pada Sampel Putih Telur

NO

Perlakuan

Hasil

1

Putih telut + aquadest

Tercampur/ larut

2

Putih telur + H2SO4

Keruh

3

Putih telur+ HCl

Bening

4

Putih telur + Etanol

Adanya gumpalan

 

5.2  Pembahasan

Pengujian kelarutan protein dilakukan dengan menggunakan putih telur dan tahu putih sebagai materi uji. Pada pengujian kelarutan protein , putih telur dan tahu putih  dapat dilihat larut atau tidak suatu protein dalam larutan uji.

Untuk uji yang pertama yaitu tahu putih yang direaksikan dengan aquadest yang mana berdasarkan hasil pengamatan tahu tersebut mengendap atau dengan kata lain tahu tersebut tidak larut dalam air. Selanjutnya direaksikan tahu dengan H2SO4 didapatkan hasil bahwa terdapat endapan atau mengendap. Selanjutnya direaksikan tahu dengan HCl didapatkan hasil pengamatam bahwa terdapat endapan atau mengendap. Terakhir direaksikan tahu dengan etanol dan didapati larutannya berubah keruh dan ada endapan.

Uji selanjutnya yaitu putih telur dengan larutan uji yang sama yaitu aquadest, H2SO4, HCl, dan etanol. Yang mana didapatkan hasil pengamatan yaitu Ketika putih telur direaksikan dengan aquadest yaitu larutan tersebut larut atau tercampur. Selanjutnya direaksikan putih telur dengan larutan H2SO4 didapatkan hasil yaitu larutannya keruh dan sampel putih telur direaksikan dengan HCl didaptkan hasil pengamatan berupa larutan bening denga nada endapan Hal ini disebabkan karena terjadinya denaturasi saat direaksikan dengan HCl yang bersifat asam, sehingga penambahan asam akan menggantikan beberapa molekul air di sekitar daerah hidrofob dari permukaan protein yang berasosiasi dengan protein sehingga menurunkan konsentrasi air dalam larutan. Hal ini sesuai dengan Tengguna (2012) yaitu, protein dapat mengalami denaturasi saat direaksikan dengan asam anorganik kuat.

Untuk larutan putih telur dengan ditambahkan etanol didapati adanya gumpalan. Ini dikarenakan gugus fungsional dari alkohol lebih kuat mengikat air melalui pembentukan ikatan hidrogen dibandingkan dengan molekul protein sehingga kelarutan protein dalam air berkurang. Hal ini sesuai dengan  Anonim (2011) bahwa pengendapan terjadi karena pengikatan oleh ovalbumin sehingga terjadi endapan.

 

VI.             KESIMPULAN DAN SARAN

6.1  Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :Cara pengujian kelarutan protein dilakukan dengan mereaksikan dengan aquadest, H2SO4, HCl, dan etanol.

6.2  Saran

Pada saat melakukan praktikum kita harus mengutamakan keselamatan kerja. Serta kita harus hati-hati dan teliti dalam menggunakan alat-alat di laboratorium. Selain itu, kita juga harus mematuhi aturan yang ada untuk tetap menjaga kekondusifan ruangan praktikum agar proses praktikum dapat berjalan dengan lancar dan nyaman.

 

VII.          DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. ”Penuntun Praktikum Kimia Organik”. Universitas Muslim Indonesia : Makassar.

 

Ditjen POM. 1979. ”Farmakope Indonesia Edisi III”. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

 

Hamid, Abdul Toha. 2001. ”Biokimia Metebolisme Molekul”. Alfabeta : Bandung.

 

Poedjiaji, Anna. 1994. “Dasar-Dasar Biokimia”. Universitas Indonesia, Jakarta

 

Winarno. F.G. 2004. “Kimia Pangan dan Gizi“. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

identifikasi gugus fenol pada paracetamol

  “IDENTIFIKASI GUGUS FENOL PADA   PARACETAMOL”                                                                       DISUSUN OLEH...