LAPORAN PRAKTIKUM
“Perhitungan Angka
Lempeng Total Bakteri Pada Sampel Makanan ”
DISUSUN OLEH :
Nama : Dwi Wahyuni
NPM :F0I020072
Kelas : 1B
Nama
Dosen : Suci Rahmawati, S.Farm, Apt., M.Farm
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
PRODI D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
BENGKULU
TAHUN AKADEMIK
2021/2022
1. Mampu melakukan penetapan angka lempeng total
2. Mampu menetapkan cemaran bakteri yang terdapat pada makanan
B. LANDASAN
TEORI
Beragam produk yang
beredar di masyarakat seperti makanan, minuman, kosmetik, dan
obat. Keamanan produk – produk yang beredar harus dijaga
karena berhubungan dengan
kesehatan masyarakat.. Sifat kimia, biologis, dan fisik bahan
pangan sangat
memungkinkan berbagai macam microorganisme dapat tumbuh
dengan baik dan pada
bahan pangan yang biasanya bersifat sangat spesifik dan
sangat tergantung jenis bahan
serta kondisi tertentu dari penyimpanannya (Pratiwi dan
Anjarsari, 2002) . Untuk
mengetahui apakah produk itu layak untuk dikonsumsi oleh
masyarakat dapat digunakan
banyak uji sebagai indikator. Salah satu uji yang dapat kita
lakukan dan yang sedang kita
praktikan adalah uji angka lempeng total. Uji angka lempeng
total bertujuan untuk
menunjukkan jumlahmikroorganisme dalam suatu sediaan dengan
metode hitungan
cawan. Hal ini dapat menentukan daya tahan suatu produk, uji
kualitatif bakteri patogen
untuk menentukan tingkat keamanan, dan uji bakteri indikator
untuk mengetahui tingkat
sanitasi produk tersebut. Pada praktikum kali ini, praktikan
menggunakan sampel teh poci
yang dijual di sekitar kampus. Dimana seperti yang kita
ketahui, teh poci adalah minuman
yang paling sering dikonsumsi oleh mahasiswa di sekitar
kampus. Sehingga, untuk
mengetahui apakah teh poci manis tersebut layak dikonsumsi,
praktikan melakukan uji
mikrobiologi kuantitatif Angka Lempeng Total (ALT/ plate
count) terhadap sampel.
Pertumbuhan dapat
didefinisikan secara umum yaitu sebagai pertambahan secara teratur
semua komponen di dalam sel hidup. Dengan demikian,
pertumbuhan ukuran yang
diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena penumpukan
lemak, bukan merupakan
pertumbuhan. Perbanyakan sel merupakan konsekuensi
pertumbuhan. Pada organisme
multiseluler, (banyak sel), yang disebut pertumbuhan adalah
peningkatan jumlah sel per
mikroorganisme. Pada organisme multiseluler, (ber sel satu),
pertumbuhan adalah
pertambahan jumlah sel, yang juga berarti penambahan jumlah
organisme yang
membentuk populasi atau satu biakan. Pada organisme seonostik
(aseluler), selama
pertumbuhan
ukuran sel
menjadi besar, tetapi tidak terjadi pembelahan
sel
(Dwidjoseputro,2005). Ada beberapa cara yang dapat digunakan
untuk mengukur atau
menghitung
jumlah jasad renik yaitu:
·
Perhitungan jumlah sel
·
Hitungan mikroskopis
·
Hitungan cawan
·
MPN (most probable number)Perhitungan masa sel secara
langsung
·
Cara volumetric
·
Cara gravimetric
·
Turbidimetri (kekeruhan)Perhitungan massa sel secara tidak
langsung
·
Analisis komponen sel (protein, ADN, ATP, dan sebagainya)
·
Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit
sekunder, panas)
·
Analisis konsumsi nutrien (karbon, nitrogen, oksigen, asam
amino, mineral dan sebagainya).
Pada praktikum kali
ini metode yang digunakan adalah metode hitungan cawan (TPC)
atau Angka lempeng total. Angka lempeng total adalah angka
yang menunjukkan jumlah
bakteri mesofil dalam tiap-tiap 1 ml atau 1 gram sampel
makanan yang diperiksa.Prinsip
dari metode hitungan cawan adalah menghitung pertumbuhan
koloni bakteri aerob
mesofil setelah sampel makanan ditanam pada lempeng media
yang sesuai dengan cara
tuang kemudian dieramkan selama 24-48 jam pada suhu
35-37°.Bila sel mikroba yang
masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut
akan berkembang biak
dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung, dan
kemudian dihitung tanpa
menggunakan mikroskop.Uji angka lempeng total dapat dilakukan
dengan dua teknik,
yaitu teknik cawan tuang (pour plate) dan teknik sebaran (
spread plate). Pada prinsipnya
dilakukan
pengenceran terhadap
sediaan yang diperiksa kemudian dilakukan
penanaman
pada media lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh
pad alempeng agar
dihitung setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang
sesuai.Perhitungan dilakukan
terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara
30-300.Angka lempeng total
dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan
dikalikan faktor pengenceran.
Metode ini merupakan cara paling sensitif untuk menentukan
jumlah jasad renik, dengan
alasan:1. Hanya sel
mikroba yang hidup yang dapat dihitung
2. Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus
3. Dapat digunakan untuk isolasi, dan identifikasi mikroba
karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari mikroba yang mempunyai
penampang spesifik (Dwidjoseputro, 2005).
Selain keuntungan-keuntungan tersebut diatas, metode hitungan
cawan juga mempunyai
kelemahan sebagai berikut: ·Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang
sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin
membentuk koloni.·Medium
dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan jumlah
yang berbeda
pula.·Mukroba yang
ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang kompak, jelas dan tidak menyebar.·Memerlukan persiapan dan
waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan koloni dapat
dihitung
(Dwidjoseputro,2005).
Hal-hal penting yang harus dipikirkan matang
sebelum menganalisa sampel untuk
diketahui jumlah mikroorganismenya adalah:
1. Memperkirakan jumlah mikroorganisme yang ada dalam sampel
per satuanvolum.
2. Memilih metode yang cocok sehingga dihasilkan data yang
akurat.
3. Mengetahui
jenis/golongan mikroorganisme yang akan dihitung, misalnya bermaksud
akan menghitung yeast , bakteri, atau bakteri genus tertentu
saja.
4. Menentukan media pertumbuhan yang cocok.
5. Benar-benar mengetahui perbedaan morfologi koloni antara
bakteri,yeast dan molds
6. Mencari tahu standar/ batas ambang/ jumlah maksimum aman
jika sample yang
dianalisa memerlukan referensi tersebut.
C. ALAT DAN BAHAN
ALAT
-
Beaker glass
-
Bunsen
-
Cawan petri
-
Vortex mixer
-
Pipet tetes
-
Glass ukur
-
Tabung reaksi
-
Rak tabung reaksi
-
Korek api
-
Timbangan digital
BAHAN
-
Nutrient agar (NA)
-
Sampel makanan roti tawar
-
Aquadest
D. PROSEDUR KERJA
1.
Sterilisasi alat-alat yang akan digunakan
2.
Timbang sampel makanan (roti) seberat 1 gram
3.
Sterilisasi meja kerja dengan disemprotkan alkohol dan
letakkan alat-alat yang sudah disterilkan tadi di meja steril
4.
Siapkan 3 cawan petri kemudian tuangkan NA ke masing-masing
cawan dan ratakan. Kemudian beri label 10, 10 pangkat -1, dan 10 pangkat -2
5.
Ambil aquadest 100ml dengan glass ukur, kemudian masukkan
kedalam beaker glass. Hancurkan roti tawar kemudian masukkan kedalam beaker
glass aduk dan homogenkan dengan votex mixer
6.
Siapkan 3 tabung reaksi kemudian tandai 10, 10 pangkat-1, 10
pangkat-2. Kemudian masing-masing di isi dengan aquadest sebanyak 9ml
7.
Masukkan sampel roti tawar dari beaker glass sebanyak 1ml,
masukkan ke dalam tabung reaksi berlabel 10, lalu homogenkan
8.
Ambil 1ml dari tabung reaksi berlabel 10 kemudian masukkan ke
dalam tabung reaksi berlabel 10 pangkat-1 yang berisi aquadest sebanyak 9ml
lalu homogenkan
9.
Ambil 1ml dari tabung reaksi berlabel 10 pangkat-1kemudian
masukkan ke dalam tabung reaksi berlabel 10 pangkat-2 lalu homogenkan
10. Masukkan sampel
dari beaker glass sebanyak 5-6 tetes ke cawan petri 10, dari tabung reaksi 10
pangkat-1 ke cawan petri yang berlabel sama begitupula dengan 10 pangkat-2,lalu
tutup dan ratakan
11. Masukkan kedalam
incubator selama 1kali24 jam. Setelah itu dihitung koloni bakterinya
E. HASIL
DAN PEMBAHASAN
HASIL
Gambar |
Keterangan |
|
Sampel 10 dengan ALT:22X10
Sampel 10^-1 dengan ALT : 33X10^-1
Sampel 10^-2 dengan ALT : 30X10^-2
|
PEMBAHASAN
Uji mikrobiologis suatu sediaan merupakan
salah satu uji yang sangat penting untuk mengetahui kualitas suatu sediaan.
Makanan, minuman, obat tradisional berasal dari alam yaitu dari hewan,
tumbuhan, mineral ataupun sediaan galeniknya. Oleh karena didalam pengadaannya
bahan-bahan tersebut mengalami proses pengangkutan dan penyimpanan dalam waktu
yang cukup lama. Sehingga dalam proses tersebut dapat terjadi pertumbuhan
mikroba didalamnya. Untuk mengetahui bahwa bahan baku, bahan tambahan maupun
sediaan jadi tidak mengalami perubahan sifat serta bebas dari kontaminan
mikroba, maka diperlukan uji mikrobiologis, meliputi pengujian angka lempeng
total (ALT), dan uji cemaran bakteri / kapang. Jika telah dilakukan uji-uji
tersebut, dan tidak ditemukan bakteri dan kapang yang sesuai standar SNI, maka
produk tersebut layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam
percobaan tentang perhitungan jumlah mikroba digunakan metode total plate count
(TPC).metode ini merupakan analisis untuk menguji cemaran mikroba dengan
menggunakan metode pengenceran dan metode cawan tuang. Metode cawan tuang
adalah metode per plate. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sumber
isolate yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 ml larutan garam fisiologis,
larutan yang digunakan sekitar 1 ml suspense ke dalam cawan petri steril,
dilanjutkan dengan menuangkan media penyubur media untuk makanan
mikroba.(dwidjoseputro. 2005)
Ada beberapa cara perhitungan mikroba secara langsung
yaitu menggunakan Colony counter, menggunakan cara pengecatan dan pengamatan
dibawah mikroskop, dan cara lainnya dengan menggunakan filter membran.
Keuntungan menggunakan metode langsung yaitu pelaksanaannya relative cepat dan
tidak membutuhkan banyak peralatan. Sedangkan kerugiannya yaitu sel mikroba
yang telah mati tidak dapat dibedakan dengan sel hidup, hal ini dapat
menyebabkan sel yang mati dapat terhitung juga. Cara menghitung mikroba secara
tidak langsung dipakai untuk menentukan jumlah mikroba secara keseluruhan, baik
yang hidup maupun yang mati atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup
saja, tergantung cara yang digunakan. Untuk menentukan jumlah mikroba yang
hidup dapat dilakukan setelah suspensi bahan atau biakan mikroba diencerkan
beberapa kali dan ditumbuhkan dalam medium dengan cara tertentu tergantung dari
macamnya bahan dan sifat mikroba. Berapa cara menetukan jumlah mikroba secara
tidak langsung yaitu menghitung jumlah mikroba menggunakan sentrifuge,
berdasarkan kekeruhan, menggunakan perhitungan elektronik (elektronik counter),
berdasarkananalisiskimia,bedasarkanberatkering,menggunakancarapengenceran,menggunakan
cara Most Probable Number (MPN) dan menggunakan metode hitungan cawan (Indra,
2009). Metode tuang dan sebaran dalam perhitungan angka kuman juga memiliki
keuntungan dan kelebihan. Keuntungan nya antara lain hanya sel yang masih hidup
yang dihitung, beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus, dan dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk.
Sedangkan kelemahannya yaitu kemungkinan terjadinya koloni yang berasal dari
satu sel mikroba, seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok
sel; kemungkinan ini akan memper kecil jumlah sel mikroba yang
sebenarnya.
Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak
dapat tumbuh karena penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan
oksigen selama masa inkubasi; Kemungkinan permukaan ada
jenis media akan mengakibatkan agar mikroba tertentu sehingga mikroba yang
tumbuh menghalangi lain menyebar diseluruh mikroba tersebutlain.tidak Hal
ini terhitung;
Penghitungan dilakukan pada media agar yang
jumlah populasi mikroba nya antara 30-300koloni; bila jumlah populasi kurang
dari 30 koloniakan menghasilkan
penghitungan yang kurang teliti secara
statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang sama karena terjadi penghitungan populasi
mikroba dapat dilakukan persaingan
setelah diantara masa inkubasi koloni; yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam
atau lebih. Standar Plate Count (SPC) merupakan suatu standar yang digunakan
untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi. SPC menjelaskan cara menghitung
koloniyang tumbuh pada cawan serta cara memilih data yang ada untuk menentukan
jumlah koloni.
A.
Metode MPNMetode MPN
terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan
(presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan
(completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam
tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat
fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain
coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk
mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif
diferensial. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri
pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan
tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya
maka digunakan rumus (Gobel, 2008). Ada banyak faktor yang berkaitan dengan
keamanan pangan. Salah satu faktortersebut adalah tinjauan mutu secara mikrobiologis
mengingat pangan merupakan produkyang sangat rentanterhadapkontaminasi
bakteri,khamir maupun kapang. Oleh karena itu dikenal suatu mekanisme yang
disebut sistem manajemen keamananmikrobiologis pangan. Tujuan dari sistem
manajemen keamanan mikrobiologis pangan tidak lain dan tidak bukan adalah untuk
melindungi dan meningkatkan kesehatan
masyarakat kaitannya dengan produk pangan.
Selain itu, tujuan yang lain adalah untuk memfasilitasi perdagangan yang adil
khususnya dalam menghadapi World Trade Organization terutama dalam perjanjian
Sanitary and Phytosanitary Measures (SPS). Di tingkatan negara, sistem tersebut
diwujudkan melalui regulasi pemerintah yang dituangkan dalam undang-undang
keamanan pangan maupun melalui standar nasional yang ditetapkan. Sedangkan di
tingkat industri pangan sendiri, sistem tersebut diejawantahkan dalam bentuk
Good Manufacturing Practises (GMP), sistem sanitasi dan Hazard Analytical
Critical Control Point (HACCP). GMP pertama kalidikembangkan oleh Food and Drug
Administration (FDA) di Amerika Serikat. Di Indonesia, sistem tersebut diadopsi
menjadi Cara Produksi Makanan yangBaik (CPMB) atau yang sekarang lebih dikenal
sebagai Cara Produksi Pangan yangBaik (CPPB). The International Commision for
Microbiological Specification of Foods(ICMSF) pada tahun 2002 mengeluarkan
suatu pendekatan baru dalam sistem keamanan pangan yang dikenal sebagai FSO
atau Food Safety Objective. Definisi dariFSO adalah frekuensi atau konsentrasi
maksimal suatu bahaya mikrobiologi yang bolehada dalam suatu produk pangan pada
saat dikonsumsi agar memberikan perlindunganyang tepat (Appropriate Level of
Protection/ALOP). Nilai FSO didapatkan dari suatu pengkajian resiko keamanan
pangan yang mendalam dan bertahun-tahun dan dihubungkan dengan ALOP.Untuk
parameter keamanan sampel terdiri dari jumlah mikroba, jumlah bakteri pathogen,
bahan baku yang digunakan, dan pewarna yang digunakan
.B. Metode TPC
(Hitungan Cawan)
Metode hitungan cawan didasrkan pasa anggapan
bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang biak menjadisatu koloni. Jadi
jumlah koloni yang muncul pada cawan mengandung indeks bagi jumlah
mikroorganisme yang dapat terkandung dalam sampel. Teknik yang harus dikuasai
dalam metode ini adalah mengencerkan sampel dan mencawankan hasil pengenceran
tersebut. Setelah inkubasi, jumlah masing-masing cawan diamati. Untuk memenuhi
persyaratan statistic, cawan yang dipilih untuk pengitungan koloni adalah yang
mengandung antara 30-300 koloni. Karena jumlah mikroorganisme dalam sampel
tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan
yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi persyaratan tersebut, harus
dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat
dalam sampel asal ditentukan dengan menggunakn jumlah koloni yang terbentuk
dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan. Rumus yang digunakan
dalam perhitungan : Faktor pengenceran Jumlah koloni
= Pengenceran x Jumlah yang di tanam = Jumlah
yang di tanam x Faktor pengenceran
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KRITERIA MIKROBIOLOGI DALAM
PANGAN OLAHAN
F. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Pengujian penentuan hitungan cawan atau Angka
Lempeng Total (ALT) dilakukan dengan metode tuang,Pada sampel teh poci kali ini
memiliki koloni bakteri yang besar pada pengenceran 10−2 daripada pengenceran
10−1. Pada pengenceran 10−2 dan pengenceran10−3 memiliki jumlah
koloni diatas
rentang 30-300
koloni.
SARAN
Diharapkan untuk sebaiknya, percobaan ini
dipraktekkan agar dapat mengetahui teknik
“Perhitungan Angka Lempeng Total
Bakteri Pada Sampel Makanan “yang
baik dan benar.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Brotowidjoyo, M.D., 1987. Mikroorganime Penyebab Penyakit .
Jakarta : Media SaranaPress, Dwijoseputro, d. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
.Jakarta:
-
Djambatan. Pelczar,M.J.2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Jakarta : UI Press.
-
Pratiwi, Sylvia T. 2007. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta :
Erlangga Pratiwi, Rika danAnjarsari.2002.Deteksi Ergosterol sebagai Indikator
Kontaminasi Cendawan pada Tepung Terigu.Jurnal, Teknol, dan Industri Pangan. 13
(3), 254.
-
Volk & Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar .Jakarta :
Erlangga PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KRITERIA MIKROBIOLOGI DALAM PANGAN OLAHAN Volk, W.
A. dan Margareth F. W., 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga.
-
W.Lay.Bibiana.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta :
PT.Raja Grafindo Hadioetomo,R.S.1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama
-
Gobel, Risco, B., dkk., 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Prakte.
Universitas Hasanuddin: Makassar