Selasa, 13 April 2021

Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

 

LAPORAN PRAKTIKUM

“Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme Pengaruh

 Bahan Kimia Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme”



DISUSUN OLEH :

          Nama : Dwi WahyunI

     NPM :F0I020072

  Kelas : 1B

                                        Nama Dosen : Suci Rahmawati, S.Farm, Apt., M.Farm

 

 

 

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


A. TUJUAN 
 
a.       Praktikan mampu mengetahui pengaruh suhu terhadap pertumbuhan bakteri
b.      Praktikan mampu mengetahui jenis-jenis bakteri dan mampu mengklasifikasikan jenis bakteri sesuai dengan karakteristik suhu lingkungannya
c.       Praktikan mampu memahami prinsip identifikasi bakteri pada praktikum ini
 

 

B.     LANDASAN TEORI

   Pertumbuhan mikroba pada pada umumnya sangat tergantung dan konstruktif oleh faktor lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi. Hal ini karena, mikroba selainmenyediakan gizi yang sesuai untuk kultivasinya, juga diperlukan faktorlingkungan yang memungkinkan pertumbuhan mikroba secara optimal. Mikrobatidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi menunjukkan respon yangmenunjukkan respon yang berbeda-beda. Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipemikroba diperlukan suatu kombinasi gizi serta faktor lingkungan yang sesuai(Pelczar & Chan, 1986).Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan halyang penting dalam ekosistem pangan. Suatu pengetahuan dan pengertian tentangfaktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tersebut sangat penting untukmengendalikan hubungan antara mikroorganisme-makanan-manusia. Beberapafaktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme termasuk suplai zatgizi, waktu, suhu, udara, pH dan tersedianya oksigen (Gesper, 1985).Kehidupan bakteri tidak hanya konstruktif oleh faktor-faktor lingkungan,akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Bakteri dapat mengubah pHdari medium tempat ia hidup, perubahan ini disebut perubahan secara kimia. Adapunfaktor-faktor lingkungan dapat dibagi atas faktor-faktor biotik dan faktor-faktorabiotik. Di mana, faktor-faktor biotik terdiri atas makhluk-makhluk hidup, yaitumencakup adanya Asosiasi atau kehidupan bersama antara mikroorganisme, dapatdalam bentuk simbiose, sinergisme, antibiotik dan sintropisme. Sedangkan faktor-faktor abiotik terdiri atas faktor fisika (misal: suhu, atmosfer gas, pH, tekananosmotik, rekomendasi, sinar gelombang dan pengeringan) serta faktor kimia (misal:adanya senyawa toksik atau senyawa kimia lainnya (Hadioetomo, 1993).
     Pertumbuhan mikroba pada umumnya sanga tergantung dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologidan fisiologi. Hal ini dikarenakan, mikroba selain menyediakan nutrient yang sesuai untukkultivasinya, juga diperlukan faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan mikrobasecara optimum. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapimenunjukkan respon yang menunjukkan respon yang berbeda-beda. Untuk berhasilnyakultivasi berbagai tipe mikroba diperlukan suatu kombinasi nutrient serta faktor lingkunganyang sesuai.Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan hal yang pentingdalam ekosistem pangan. Suatu pengetahuan dan pengertian tentang faktor-faktor yangmempengaruhi kemampuan tersebut sangat penting untuk mengendalikan hubungan antaramikroorganisme, makanan, dan manusia. Beberapa faktor utama yang mempengaruhipertumbuhan mikroorganisme meliputi suplai zat gizi, waktu, suhu, air, pH dan  tersedianya oksigen. 
   Karena semua proses pertumbuhan harga pada reaksi kimiawi dan karena lajureaksi-reaksi ini konstruktif oleh temperatur, maka pola pertumbuhan bakteri dapatsangat konstruktif oleh temperatur. Temperatur juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan JUMLAH total pertumbuhan organisme. Keragaman temperatur dapat juga mengubah proses-proses metabolik tertentu serta morfologi sel (Pelczar &Chan, 1986).Medium harus mempunyai pH yang tepat, yaitu tidak terlalu asam atau basa.Kebanyakan bakteri tidak tumbuh dalam kondisi terlalu basa, dengan angka kemangi kolera (Vibrio kolera). PADA berhasil tak satupun yang dapat tumbuh baik pada pH lebih dari 8. Kebanyakan patogen, tumbuh pagar baik pada pH netral (pH7)atau pH yang sedikit basa (pH 7,4). Beberapa bakteri tumbuh pada pH 6; tidak jarangdijumpai organisme yang tumbuh baik pada pH 4 atau 5. Sangat jarang suatuorganisme dapat bertahan dengan baik pada pH 4; bakteri autotrof tertentumerupakan angka. Karena banyak bakteri menghasilkan produk Metabolismeyang bersifat asam atau basa (Volk & Wheeler, 1993).Di dalam alam yang sewajarnya, bakteri jarang menemui zat-zat kimia yang menyebabkan ia dan tipe mikroorganisme yang ada, dan keadaan bahan yang didesinfeksi. Jadi terlihat sejumlah faktor harus perhatikan untukmelaksanakan tugas sebaik mungkin dalam perangkat suasana yang ada. Desinfeksiadalah proses penting dalam pengendalian penyakit, karena nomor adalah perusakan agen- agen patogen. Berbagai istilah digunakan dengan dengan agen- agen kimia sesuai dengan bekerja atau organisme khas yang terkena. Mekanismekerja desinfektan.dll mungkin beraneka dari satu desinfektan. dll mungkin beraneka dari satu desinfektan. dll ke yang lain. Akibatnya mungkin disebabkan oleh kerusakan pada membrane sel atau oleh tindakan pada protein sel atau pada gen yang menjadi akibat kematian atau mutasi (V           olk dan Wheeler, 1993).
    Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dapat memberikan manfaat maupun sumber penyakit dibidang pangan.Banyak klasifikasi dari bakteri, salah satunya adalah bakteri enterik patogen yang banyak menyebabkan penyakit saluran cerna pada manusia. Lebih dari 80% bakteri perusak padamakanan disebabkan oleh bakteri enterik patogen (Madigan, 2009).Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki selubung inti).Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidakterlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus) dan tidak ada membran inti. Bentuk DNA bakteriadalah sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoi. Pada DNA bakteri tidak mempunyaiintron dan hanya tersusun atas akson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomalyang tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler (Baiq, 2016)
     Pertumbuhan pada bakteri didefinisikan sebagai pertumbuhan berat sel. Mempelajari pertumbuhan bakteri merupakan faktor terpenting dalam mengetahui beberapa aspek fisiologi suatu bakteri. Pertumbuhan adalah merupakan pertambahan secara teratur semua komponen sel suatu organisme. Pembelahan sel adalah hasil dari pembelahan sel. Padajasad bersel tunggal (uniseluler), pembelahan atau perbanyakan sel merupaka npertambahan jumlah individu.

 

  

C.     ALAT DAN BAHAN

ALAT
-          Bunsen
-          Disinfektan (Handsanitizer)
-          Pinset
-          Cawan Petri
-          Kain Kasa Steril
-          Tabung Reaksi
-          Label
 
BAHAN
-          Nutrient Board
-          Nutrient Agar 

  

D.     PROSEDUR KERJA 

-          Tuangkan NA kedalam 5 cawan petri, tunggu sampai membeku
-          Panaskan pinset dengan Bunsen, Lalu ambil logam dan bakar diatas Bunsen, kemudian oleskan logam di atas NA yang dicawan petri (sampel logam dibakar)
-          Ambil logam dengan pinset, oleskan logam diatas NA yang ada dicawan petri (sampel logam tidak dibakar)
-          Ambil kasa steril dengan pinset celupkan Board lalu usap ketangan yang tidak dicuci, kemudian oleskan diatas NA yang dicawan petri (sampel tangan tidak dicuci)
-          Selanjutnya cuci tangan dengan sabun
-          Ambil kasa steril dengan pinset celupkan kedalam Nutrient Board lalu usap ketangan yang dicuci dengan sabun, kemudian oleskan diatas NA yang dicawan petri (sampel tangan dicuci sabun)
-          Semprot tangan dengan disenfektan (handsanitizer)
-          Ambil kasa steril dengan pinset celipkan kedalam Nutrient Board lalu usap ketangan yang disemprot disenfektan, kemudian oleskan diatas NA yang dicawan petri (sampel tanagn disemprot disenfektan)
-          Masukan semua sampel kedalam incubator dengan posisi terbalik (agar tidak terkontaminasi) dalam suhu 36 derajat celcius sampai 37 derajat celcius
Inkubasi didalam incubator selama 1x24 jam             


E.     HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL


GAMBAR

KETERANGAN

Logam di bakar

Logam tidak dibakar

Tangan cuci dengan sabun

Tangan tidak dicuci



Tangan dicuci disinfektan

 

PEMBAHASAN
     Pertumbuhan Mikroba pada umumnya sangat tergantung dan dipengaruhioleh faktor lingkungan. Perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahansifat morfologi dan fisiologi. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhanmikroorganisme yaitu faktor abiotik, meliputi pengaruh suhu, pH dan pengaruh dayadesinfektan. Selain itu juga pengaruh biotik yaitu antibiose. temperatur jugamempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan mikroorganisme.Pengaruh temperatur pada petumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan atastiga golongan yaitu: Mikroorganisme Psikofilik, adalah bakteri yang dapat bertahanhidup antara temperatur 0°C sampai 30°C. Sedangkan temperatur optimumnya antara10°C sampai 20°C. Mikroorganisme mesofilik adalah bakteri yang dapat bertahanhidup antara temperatur 5°C sampai 60°C. Sedangkan temperatur optimumnya antara25°C sampai 40°C. Mikroorganisme Termofilik adalah bakteri yang dapat bertahanhidup antara temperatur 55°C sampai 65°C, meskipun bakteri ini juga dapat berkembang biak pada temperatur yang lebih rendah ataupun lebih tinggi dengan batas optimumnya antara 40°C sampai 80°C.Pengamatan pertumbuhan bakteri dan yeast dilakukan dalam suhu yang berbeda-beda yaitu pada suhu 5°C, 20°C, 30°C dan suhu lebih dari 50°C. Pengamatanini dilakukan untuk mengetahui pada suhu berapakah bakteri dan yeast dapat tumbuhmaksimal. Pada kelompok 2 pengamatan dilakukan pada suhu 20°C, pada suhutersebut bakteri tidak tumbuh secara maksimal mungkin disebabkan karena media pertumbuhan bakteri terkontaminasi suatu zat yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan bakteri.
Dalam praktikum ini yang hanya dilakukan adalah faktor atau pengaruh suhu, cahaya, zat kimia dan pH.
1.       Faktor suhu
  Dari hasil percobaan didapatkan bahwa pada suhu 100C tidak memperlihatkan adanya kehidupan bakteri, hal ini disebabkan karena bakteri ditempatkan pada suhu rendah, yaitu 100C. temperature rendah dapat mengakibatkan gangguan pada metabolisme. Pada suhu 250C yaitu pada suhu kamar memperlihatkan kekeruhan yang agak  banyak, berarti ada sejumlah bakteri yang tumbuh, ini menandakan bahwa pada percobaan ini suhu tersebut merupakan suhu minimum pertumbuhan bakteri. Pada suhu 370C yaitu pada suhu inkubator, memperlihatkan banyaknya kekeruhan berarti banyak bateri yang tumbuh, ini menandakan bahwa suhu optimum bakteri tersebut tumbuh yaitu pada suhu 370C.
   Dari percobaan ini, bila dilihat dari hasilnya maka berdasarkan literatur yang ada, bakteri Escherichia coli dapat digolongkan menjadi bakteri mesophil (mesotermik) karena dapat hidup pada suhu 25 – 370C. dan sangat sedikit sekali koloni yang berada pada suhu lebih dari 370C. Adapaun hasil negativ pada percobaan kami, kami tidak mendapatkan hasil yang sesuai karena adanya kesalahan dari oven dan pada saat menginkubasi bakteri dan percobaan ini gagal.
2.       Faktor cahaya
   Dalam percobaan ini dilakukan 3 perlakuan : perlakuan pertama disinari oleh matahari kemudian dibungkus dengan kertas karbon. Perlakuan II, disinari matahari, tidak ditutup kertas karbon, dan perlakuan III tidak disinari matahari dan dibungkus dengan kertas karbon. Perlakuan I dan II dipaparkan matahari dengan maksud untuk memperoleh sinar matahari secukupnya yang dapat digunakan untuk berbagai proses dalam tubuhnya, apakah itu proses fotosintesis untuk menghasilkan energy ataukah untuk proses metabolism lain.
3.       Faktor bahan kimia
   Pembentukan zona hambat yaitu dengan cara paper disk yang mengandung sample bahan kimia , disimpan dalam capet yang mengandung medium NA dan biakan Staphylococcus aureus, maka bahan-bahan kimia menghambat pertumbuhan biakan Staphylococcus areus penghambatan terlihat sebagai wilayah jernih di sekitar pertumbuhan mikroorganisme. Zona hambat terbesar dihasilkan oleh detol dengan besarnya diameter 24,33 alkohol 23,10 wipol, 20,03 asepso 8,2.
   Jadi, dari bahan-bahan kimia ini yang lebih efektif menghambat pertumbuhan mikroba adalah detol karena memiliki zona hambat yang besar disusul oleh alkohol dan lain-lain. Dikatakan demikian karena bahan ini yang pada pengamatan memiliki zona hambat terhadap mikroba yang besar. Jadi dapat dikatakan bahwa bahan kimia ini mampu menghambat mikroba dengan baik.
4.       faktor pH
   Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa kekeruhan tidak banyak seperti pada pH 8 berarti, menandakan bahwa sedikitnya pertumbuhan bakteri pada pH tersebut, pada pH 7 hanya ada sedikit kekeruhan yang terlihat berarti tidak begitu banyak pertumbuhan bakteri pada pH tersebut yang sama halnya dengan pH 4. Kebanyakan bakteri mempunyai pH optimum yaitu pH dimana pertumbuhan maksimalnya sekitar pH 6,5-7,5 pada pH di alam bawah 5,0 dan di atas 8,5 bakteri tidak tumbuh atau  dapat tumbuh dengan jumlah yang sedikit.
 
F.     KESIMPULAN DAN SARAN 

KESIMPULAN 
Bakteri tumbuh secara maksimal pada suhu 20 derajat celcius hal ini disebabkan karena bakteri berkembangbiak di dalam media dan suhu yang stabil.

SARAN 
Untuk praktikum selanjutnya dalam pengerjaannya dilakukan oleh semua kelompok
agar para praktikan lebih memahami. 




Daftar Pusaka
 
Brooks, dkk., 1994, Mikrobiologi Kedokteran Edisi 2, Penerbit buku KedokteranEGC, Jakarta.2.
 
Dwidjoseputro, 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambaran, Jakarta.3.
 
Fardiaz, S., 1992, Analisa mikrobiologi Pancigan, Gramedia, Jakarta.4.
 
Hadioetomo, RS, 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi,Gramedia, Jakarta.5.
 
Pelczar, MJ dan Chan, ECS 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI-Press,Jakarta.6.
 
Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

identifikasi gugus fenol pada paracetamol

  “IDENTIFIKASI GUGUS FENOL PADA   PARACETAMOL”                                                                       DISUSUN OLEH...