“IDENTIFIKASI
GUGUS FENOL PADA
METAMPIRON”
DISUSUN
OLEH:
Nama : DWI WAHYUNI
NPM : F0I020072
Kelas : 1B
Nama
Dosen : Suci Rahmawati, S.Farm, Apt.,
M.Farm
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
PRODI D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGNTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AKADEMIK
2021/2022
I.
TUJUAN
Adapun
tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik
melaluI identifikasi gugus fungsionalnya.
II.
LANDASAN TEORI
Metampiron
tidak larut dalam eter, aseton, benzen dan kloroform dan memiliki bobot molekul
351,4. Titik lebur metampiron 172 0C. Larut dalam 1,5 bagian air, 30 bagian
etanol. Metampiron memiliki efek analgetik dan sering digunakan sebagai Anti
inflamatory Drug (NSAID). Selain itu, metampiron (antalgin) juga bisa digunakan
sebagai penekan rasa nyeri serta demam. Agranulositosis alergik merupakan efek
samping yang parah dari metampiron karena
Semakin tinggi dosis dan jangka pengobatan, semakin besar pula risikonya
(Soewandhi, N, 2007).
Suatu larutan dengan penambahan
indikator warna pada larutan yang diuji kemudian ditetesi dengan larutan yang
merupakan kebalikan asam-basanya adalah metode pengukuran konsentrasi larutan
dengan menggunakan metode titrasi. Sehingga apabila larutan tersebut merupakan
larutan asam maka harus diberikan basa sebagai larutan ujinya, begitu pula
sebaliknya. Jika larutan tersebut larutan basa maka harus diberikan asamsebagai
larutan ujinya (Khopkar, 1990).
Titrasi Iodometri merupakan suatu metode
pengukuran konsentrasi larutan dengan menggunakan metode titrasi diperoleh
dengan penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian ditetesi
dengan larutan yang merupakan kebalikan dari sifat larutan yang diuji (Pratama,
A, 2008).
Fenol
atau hydroxybenzene dengan rumus molekul C6H5OH dan memiliki berat molekul
sebesar 94, 11 g/mol merupakan komponen campuran yang memiliki satu atau lebih
gugus hidroksil yang terikat pada cincin aromatik. Pada suhu ruang fenol
memiliki ciri fisik berupa kristal putih dan perlahan berubah menjadi berwarna
merah muda apabila terkena paparan panas atau cahaya. Fenol juga memiliki bau
khas yaitu berbau manis. Dalam kelarutannya, zat ini sedikit sukar larut dalam
air pada suhu 0-65 oC dan melarut sempurna pada suhu diatas 65,3 oC. Fenol
sangat larut dalam alkohol, benzene, klorofom, eter, dan hampir semua jenis
pelarut organik. Fenol juga biasa disebut asam karbolat, asam fenat, asam
fenitilat, fenil hidroksida, fenil hidrokksida, atau oksibenezena.
(Othmer,1962)
Fenol
sintetis pertama kali diproduksi dengan proses sulfonasi benzene. Sekarang, 99%
industri di seluruh dunia memproduksi fenol sintetis. Fenol umumnya digunakan
sebagai resin untuk pembuatan peralatan rumah tangga. Produksi fenol mencapai
6,4 juta matrik ton per tahun. Sejauh ini fenol di Indonesia belum di Produksi.
Kebutuhan impor fenol sesuai data Badan Pusat Statistik Indonesia dari tahun
2013 hingga 2017 mengalami peningkatan, sebesar 0,032%. Sehingga untuk memenuhi
kebutuhan fenol dalam negeri, harus mengimpor dari negara lain. Indonesia
paling banyak mengimpor fenol dari Negara Jepang, Amerika Serikat, Jerman dan
Korea. (Badan Pusat Statistika. 2018)
III.
ALAT DAN BAHAN
3.1
ALAT
1. Rak dan tabung reaksi
2. pipet tetes
3. penjepit tabung
4. mortar dan stamper
5. batang pengaduk
6. gelas ukur
7. sudip
3.2
BAHAN
1. formalin
2. metampiron/ metamizole
3. HCL 0,1 N
4. Diazol B
5. fehling A
6. Fehling B
7. NaHCO3
8. Aquadest
9. FeCl3
10. NaOH
11. H2SO4
IV.
PROSEDUR KERJA
1. gerus matampiron dalam mortar atau lumping, lalu
gerus ad homogen
2. masukan kedalam beaker glass, lalu tambahkan
aquadest 3 ml dan aduk sampai larut
3. kemudian masukan sampel yang telah dibuat kedalam
masing-masing tabung reaksi
- Reaksi Marquez
1. sampel + formalin 1-3 tetes
2. lalu
tambahkan H2SO4 pekat 1-3 tetes
3. kemudian amati perubahan yang terjadi
- Reaksi Fehling
1. sampel + fehling A 1-3 tetes
2. sampel + fehling B 1-3 tetes
3. kemudian panaskan diatas hotplate
4. lalu amati perubahan yang terjadi
- Reaksi Leandwher
1. sampel + FeCl3 1-3 tetes
2. Lalu tambahkan NaCO3 1-3 tetes
3. kemudian amati perubahan yang terjadi
- Reaksi Diazol
1. sampel + NaOH 1-3 tetes
2. lalu tambahkan HCl 1-3 tetes
3. setelah itu tambahkan Diazol B 1-3 tetes
4. kemudian panaskan diatas hotplate
5. setelah itu amati
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
HASIL
No. |
Percobaan |
Hasil |
1. |
Reaksi
marquez |
1.
tidak menghasilkan cincing 2.
menghasilkan perubahan warna menjadi kuning pucat 3.
menghasilkan endapan |
2. |
Reaksi
Fehling |
Fehling
A 1.
perubahan warna menjadi kuning kebiruan, setelah dipanaskan kuning 2.
menghasilkan endapan warna biru Fehling
B 1.
perubahan warna putih setelah dipanaskan menjadi putih keruh 2.
menghasilkan endapan kuning |
3. |
Reaksi
Leandwher |
1.
perubahan warna kuning keruh 2.
tidak menghasilkan endapan |
4. |
Reaksi
Diazol |
1.
perubahan warna putih pekat setelah dipanaskan menjadi putih keruh 2.
menghasilkan endapan putih |
5.2
PEMBAHASAN
Pada
praktikum ini membahas tentang identifikasi gugus fenol pada metampiron.
Metampiron memiliki tiga efek utama yaitu sebagai analgesik, antipiretik dan
anti inflamasi. Metampiron (Antalgin) bekerja langung terhadap susunan saraf
pusat sehingga mengurangi sensitivitas reseptor rasa nyeri dan mempengaruhi
pusat pengatur suhu tubuh.
Untuk
membuat sampel pada praktikum ini, matampiron digerus dalam mortar atau
lumpang, lalu gerus hingga homogeny kemudian dimasukan kedalam beaker glass,setelah
itu ditambahkan aquadest sebanyak 3 ml dan aduk sampai larut kemudian sampel
yang telah dibuat dimasukan kedalam masing-masing tabung reaksi.
Pada
Reaksi Marquez, sampel yang sudah dibuat ditambahkan dengan formalin sebanyak 1-3
tetes lalu ditambahkan H2SO4 pekat sebanyak 1-3 tetes hasil yang di dapat yaitu
tidak menghasilkan cincin, menghasilkan perubahan warna menjadi kuning pucat,
dan menghasilkan endapan.
Pada
Reaksi Fehling, sampel ditambah dengan fehling A 1-3 tetes, kemudian sampel
ditambah dengan fehling B 1-3 tetes setelah itu dipanaskan diatas hotplate.
Hasil yang didapatkan yaitu pada Fehling A, perubahan warna menjadi kuning
kebiruan, setelah dipanaskan kuning, menghasilkan endapan warna biru. Dan pada
Fehling B, perubahan warna putih setelah dipanaskan menjadi putih keruh,
menghasilkan endapan kuning
Pada
Reaksi Leandwher, sampel ditambahkan dengan FeCl3 sebanyak 1-3 tetes, Lalu tambahkan NaCO3
1-3 tetes. Hasil yang didapat yaitu perubahan warna kuning keruh, dan tidak
menghasilkan endapan
Pada
Reaksi Diazol, sampel ditambahkan dengan NaOH 1-3 tetes, lalu tambahkan HCl 1-3 tetes, setelah itu
tambahkan Diazol B 1-3 tetes, kemudian panaskan diatas hotplate. Hasil yang
didapat pada reaksi ini yaitu . perubahan warna putih pekat setelah dipanaskan
menjadi putih keruh, menghasilkan endapan putih.
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu,
1.
identifikasi gugus fungsi ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa
organik melaluI identifikasi gugus fungsionalnya.
2.
pada praktikum ini sampel yang digunakan yaitu sampel metampiron yang
direaksikan dengan formalin, fehling A, fehling B, FeCl3, dan NaOH
6.2
SARAN
Saat
melakukan praktikum, diharapkan kepada praktikan agar mengikuti arahan dari
dosen ataupun asisten laboratorium agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian
alat-alat laboratorium. Praktikan harus memeriksa terlebih dahulu alat-alat
yang akan digunakan untuk praktikum agar pada saat akan digunakan alat-alat
tersebut dapat berfungsi secara maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Khopkar
S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, terjemahan Saptorahardjo, penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Soewandhi,
N, 2007, Pengaruh Milling Terhadap Laju Disolusi Campuran
Metampiron-Fenilbutason (7:3), Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. IV, No. 2,
Agustus 2007, Hal. 2.
Pratama,
A, 2008, Aplikasi Labview Sebagai Pengukur Kadar Vitamin C Dalam Larutan
Menggunakan Metode Titrasi Iodimetri, Jurnal Teknik Elektro, Vol. V, N0.8, Juni
2008, Hal. 2.
the
Mechanism for the Esterification Reaction.Avalaible at http://www.chemguiede.co.us/organicprops/esterenu.html1#top
(Diakses
tanggal 18 September 2014).
Clark,Jim. 2003.
Oxidation Of Alcohols.
Avalaible at http://www.chemguide.co.uk/organicprops/alcohols/oxidation.html
(diakses tanggal 18September 2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar