KIMIA ORGANIK
“UJI SUBLIMASI”
DISUSUN
OLEH :
Nama : Dwi Wahyuni
NPM :F0I020072
Kelas : 1B
Nama Dosen : Suci Rahmawati,
S.Farm, Apt., M.Farm
LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK
PRODI
D3 FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
BENGKULU
TAHUN
AKADEMIK 2021/2022
I. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum uji
sublimasi ini yaitu untuk mengetahui pemurnian zat dengan cara sublimasi.
II. Landasan
Teori
Pada
proses sublimasi, senyawa padat bila dipanaskan akan menyublim, langsung
terjadi perubahan dari padat menjadi uap tanpa melalui fase cair dahulu.
Kemudian uap senyawa tersebut, bila didinginkan akan langsung berubah menjadi
fase padat kembali. Senyawa padat yang dihasilkan akan lebih murni dari pada senyawa
padat semula, karena pada waktu dipanaskan hanya senyawa tersebut yang
menyublim, sedangkan pengotornya tetap tertinggal dalam cawan / gelas
piala.(Siregar, 2006).
Sublimasi
ialah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Yang apabila
partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu sebesar tertentu.
Maka partikel tersebut akan menyublin menjadi gas. Dan sebaliknya, apabila suhu
gas tersebut diturunkan, maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi padat
kembali. Dalam proses dalam pemisahan campuran ini secara sublimasi ialah
dengan cara memanaskan zat padat yang terlarut pada zat padat yang sehingga zat
padat yang ingin kita ambil akan berubah menjadi gas. Gas yang dihasilkan pun
akan ditampung, yang kemudian didinginkan kembali.
Untuk
syarat pemisahan campuran dengan menggunakan cara sublimasi ialah partikel yang
bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar sehingga kita dapat
untuk menghasilkan uap dengan tingkat yang kemurniannya pun tinggi. Yang
kemudian dibandingkan, apakah massa naftalena yang tersublimasi massanya sama
dengan produk sublimasi yang dihasilkan. Kemudian dapat dianalisis apakah semua
zat yuang menguap tersebut, uapnya dapat menyublin keseluruhan menjadi
kristal-kristal kembali.Prinsip kerja sublimasi yaitu perbedaan tekanan uap
digunakan untuk memisahkan / memurnikan senyawa padat yang dapat menyublim pada
tekanan kamar, mudah sekali dilakukan proses sublimasi pada tekanan kamar,
tanpa menurunkan tekanannya, hanya cukup langsung dipanaskan saja, maka senyawa
tersebut akan langsung menyublim(Underwood, 1981).
Sublimasi
adalah wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel
penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu melalui pemanasan, maka
partikel tesebut akan berubah fase (ujud) menjadi gas. Sebaliknya, blia suhu
gas tersebut diturunkan dengan cara kendensasi, maka gas akan segera berubah
menjadi padat. Pada dasarnya seblimiasi diterapkan untuk memisahkan suatu zat
dari pengotornya (impuritis) sehingga diperoleh zat yang lebih murni, kotoran
biasanya akan tertinggal dalam wadah akibat ketidakmampuannya dala menyublim.
Syarat pemisahan campuran dengan menggunakan seblimasi adalah pertikel yang
bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar, sehingga dapat menghasilkan
uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Seblimasi juga diartikan sebagai
proses perubahan zat dari fase padat menjadi uap, kemudian uap tersebut
dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fase cair.(Heru, 2013)
Sifat-sifat
asli campuran :
-
Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.
-
mempunyai sifat zat asalnya
-
Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.
-
Komposisinya tidak tetap.
Campuran
terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
· Campuran
homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang mempunyai
susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh lain,
selain itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua
partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Yang disebut satu
fase adalah zat dan sifat komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian
lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran homogen jika antara
komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi walaupun
menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran homogen mempunyai komposisi
yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama
diseluruh cairan.
· Campuran
heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat memisahkan diri
secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang tidak merata
antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu
dengan yang lainnyatidak sama diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat
dikatakan campuran heterogen jika antara komponennya masihterdapat bidang batas
dan sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop, hanya dengan mata
telanjang, serta campuran memiliki dua fase, sehingga sifat-sifatnya tidak
seragam (Ralph dan seminar, 1996).
Campuran
dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika
tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau
lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau
teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang
terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair , misalnya pasir
dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari
yang porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan
selaput semi permiabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan
atau padatan dari pelarut. Selaput semi permiabel dipakai untuk memisahkan
suatu koloid dari pelarutnya (Syukri, 1999).
1. Masukkan 2 gram kapur barus ke dalam cawan penguap
2. Lalu tutup cawan penguap dengan kertas saring bolongi dan ikat
3. Tutup lubang yang ada di bawah corong dengan memasukkan glasswool ke kapas
4. Letakkan corong di atas cawan penguap seperti pada video
5. Panaskan di atas kaki tiga dan lihat uap nya
6. Amati perubahan yang terjadi.
Hasil
No |
Keterangan |
Gambar |
1. |
Terdapat Kristal (berbentuk jarum
kaca) |
|
Pembahasan
Sublimasi
adalah salah satu pemisahan zat-zat yang mudah menyublim. Perubahan wujud zat
padat ke gas atau dari gas kepadat. Bila partikel penyusun suatu zat diberikan
kenaikan suhu maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas, sebaliknya
jika suhu gas tersebut diturunkan maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi
panas. Gas yang dihasilkan ditampung lalu didinginkan kembali. Syarat pemisahan
campuran pada sublimasi adalah partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan
titik didih yang besar sehingga kita dpaat menghasilkan uap dengan tingkat
kemurnian yang tinggi. begitupun syarat sampel untuk sublimasi adalah dengan
sifat kimia mudah menguap agar mudah proses sublimasinya.
Pada
percobaan sublimasi, pemurnian naftalen dengan menggunakan proses sublimasi
dikarenakan karena sifat naftalen yang mudah menyublim dan merupakan padatan
Kristal yang tak berwarna (Riswiyanto, 2003).
Menurut yazid (2005) sublimasi adalah suatu komposisi dari pemurnian zat padat yang memiliki tekanan uap yang relatof tinggi pada suhu dibawah titik lelehnya. Pemurnian dengan metode sublimasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan perbedaan kemampuan untuk menyublim pada suhu tertentu antara zat murni dengan zat pengotornya. Proses sublimasi dimana kapur barus akan habis menguap jika dipanaskan dalam waktu cukup lama. Pada pengamatan kapur barus yang semula berbentuk pada menguap berbentuk Kristal jarum.
VI. Kesimpulan
dan Saran
6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan percobaan sublimasi pada kapur barus menghasilkan hasil berupa Kristal yang berbentuk jarum. Cara sublimasi dengan penguapan langsung dari padatan kedalam fase uap
Saran
Saat
melaukan praktikum, para praktikan harus mengikuti arahan dari dosen ataupun asisten
laboratorium agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian alat-alat
laboratorium. Praktikan harus memeriksa terlebih dahulu alat-alat yang akan
digunakan untuk praktikum agar pada saat akan digunakan alat-alat tersebut
dapat berfungsi secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnandini,
2011. http://kusnandini.wordpress.com/2011/04/30/pemisahan-danpemurnian-zat-padat/. diakses pada 31 mei 2021
Riswiyanto,
ridla bakri, bayu prawira. Sains Indonesia 7 (3) : 75-80, 2003. Tahun
publikasi, : 2003, status publikasi, : Nasional
Petrucci,
Ralph H dan seminar, 1987. Kimia dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Syukri,
1999. Kimia dasar 1. ITB : Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar